PENGUMUMAN PRA YUDISIUM PERIODE IV
Pengumuman PRA Yudisium Periode IV dapat didownload disini
Pengumuman PRA Yudisium Periode IV dapat didownload disini
Pandemi Covid-19 yang telah melanda Indonesia sejak Maret 2020 ini telah berdampak besar dalam semua sektor kehidupan masyarakat. Sektor yang sangat terdampak adalah sektor ekonomi, masyarakat saat ini dibatasi dalam hal berkegiatan diluar rumah untuk menekan angka kasus covid-19. Perusahaan besar yang menjual berbagai produk baik pangan, sandang ataupun jasa
Masa pandemi Covid 19 ini telah memberikan banyak perubahan pada kehidupan seluruh masyarakat dunia, termasuk masyarakat di Indonesia. Pada awal penerapan social distancing atau physical distancing ini, banyak instansi dan lembaga pemerintah menetapkan work from home, school from home, dan sebagainya yang mana merupakan salah satu metode untuk mencegah semakin meluasnya penyebaran virus. Tentunya hal-hal
Keresahan masyarakat atas pandemi Covid-19 berdampak pada kebiasaan berdiam di rumah dan bertambahnya limbah rumah tangga. Isu penutupan sementara TPTS Piyungan Yogyakarta juga menjadi keresahan atas menumpuknya sampah dan limbah rumah tangga. Hal tersebut membuat Dosen Program Studi Farmasi yang di koordinatori oleh apt. Dyani Primasari Sukamdi, M.Sc bersama dengan TK Al Fatah ingin mengajak
Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta bersama salah satu dosen Fakultas Pertanian UMY melaksanakan suatu pengabdian dengan mitra yang digaet pada pengabdian adalah LaziMu Sedayu. Dosen Prodi Farmasi FKIK yang terlibat adalah Dr. Ir. Indardi, M.P, apt. Dra. Salmah Orbayinah, M.Kes dan apt. M.Thesa Ghozali, M.Kes, pada tanggal 06 Mei
Dimasa pandemic Covid-19 semua usaha mengalami penurunan, termasuk Kelompok Usaha Bersama (KUBE) difabel di Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul DIY yang dibentuk oleh LazisMu Sedayu. Kelompok Difabel ini dibentuk untuk meningkatkan kreatifitas bagi kaum difabel untuk tetap aktif seperti pada masyarakat umumnya. Kaum difabel meskipun memiliki kekurangan dalam hal fisik tetapi tidak membuat pesimis untuk melanjutkan
Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2018 yang memiliki keterbatasan atau sering disebut kaum difabel tercatat 14,2 % , jumlah tersebut cukup signifikan dan sekaligus memprihatinkan ketika melihat kenyataan dilapangan kebanyakan difabel tidak ikut berperan aktif dalam interaksi sosial di masyarakat. Meski memiliki kekurangan dalam hal fisik tidak membuat para difabel patah semangat. Kondisi pandemi Covid